Karnalahir sebelum pernikahan Kunti dengan Pandu, ayah dari Pandawa. OOT dikit: Pandu, suami Kunti, yang juga beristrikan Madri, walaupun istri-istrinya memiliki 5 anak (3 dari Kunti, 2 dari Madri, yang dikenal sebagai Panca Pandawa) sebenarnya tidak ikut andil dalam kelahiran para Pandawa tersebut. Pandu kena kutuk ketika dia berburu sepasang AdipatiKarna di padang Kurusetra Pada pertempuran Bhatarayudha di padang Kurusetra, Karna menjadi panglima perang Kurawa pada hari ke lima belas. Di pertempuran tersebut, ia bertemu dengan panglima perang terbaik Pandawa, Gatotkaca. Menurut salah satu versi, pertemuan tersebut merupakan takdir pertemuan Kontawijayadanu dan sarungnya. Karnaversi Jawa sudah mengetahui bahwa ia adalah kakak tiri para Pandawa sejak awal, yaitu menjelang perkawinannya dengan Surtikanti. Jadi, kedatangan Kresna menemuinya sewaktu menjadi duta ke Hastinapura bukan untuk membuka jati dirinya, namun hanya untuk memintanya agar bergabung dengan Pandawa. Bakseorang yang menyeberangi lautan darah, wanita itu berjalan dari pesanggrahan pandawa ke pesanggrahan kurawa. Wanita itu adalah Dewi Kunthi. Sang Dewi terhenti langkahnya saat Ia berhasil memandang wajah orang yang ingin ditemuinya. Ia adalah Adipati Karna. Sambil berkaca kaca Dewi Kunthi menghampiri dan segera memeluknya dengan dalam. Tariwayang biasanya menggambarkan penokohan dan jabatan dalam cerita wayang. Ada beberapa ciri utama dalam tari wayang yaitu: Tari wayang yang menggambarkan penokohannya seperti tari Adipati Karna, Tari Jayengrana, Tari Gatotkaca, dan Tari Srikandi x Mustakaweni, serta tarian yang menggambarkan jabatan seperti Tari Badaya. AdipatiKarna yang enggan menggunakan Kuntawijayadanu saat menghadapi Gatotkaca, berencana hanya akan melepaskan senjata sakti itu jika berhadapan dengan Arjuna. Perbedaan Versi Cerita. Kisah Kakawin Baratayudha pada gilirannya diadaptasikan ke Bahasa Jawa Baru berjudul Serat Baratayuda, oleh pujangga bernama Yasadipura I pada era GugurnyaAbimanyu (Versi Jawa) Keesokan hari, pertempuran kembali dilangsungkan. Dorna, Salya dan Adipati Karna memimpin dibantu Resi Krepa, Jayadrata, Kartamarma, Aswatama, Bogadenta dan Dursasana. Di pihak Pandawa ada Drestajumna, Bima dan Arjuna dibantu pasangan bapak-anak, Raden Gatotkaca dan Raden Sasikirana, Raden Setyaki dan Raden Sanga GugurnyaKarna Versi Pewayangan Jawa - Keesokan hari, putra Yamawidura yang bernama Raden Sanjaya mencoba mendahului Arjuna dengan menantang Karna. Tapi tantangannya tak didengar, yang mendengar adalah putra kedua Adipati Karna yaitu Raden Wersasena. Pertempuran tak terelakkan. Keduanya sama sakti, tapi Raden Sanjaya lebih beruntung. Karnanantang Arjuna kangge ndang perang. Nanging Arjuna menolak, amergo dheweke ngerti Karna iku sadulur kandunge dhewe. Karna ngongkon Arjuna njupuk senjatane. Nanging Arjuna nolak ngge perang. Akhire atine Karna luluh, terus Karna lan Arjuna saling kapelukan. Karna sadar Arjuna iku adik siji-sijine sing didhuweni. Ibune weruh lan ngrasa seneng. DursasanaGugur. Kembali seorang dari saudara Pendawa terkena tekanan jiwa karena kematian anak tercinta. Padahal mereka tahu, kematian bagi seseorang yang masuk dalam arena pertempuran pilihannya adalah mukti atau mati. Tetapi tetap saja terjadi, setelah kematian Abimanyu anak Arjuna yang menjadikan Arjuna kehilangan pegangan diri, kali ini Naningwusanané puser mau bisa pugut (tugel) srana wrangkané Senjata Kuntha Wijayadanu (Kunta Druwasa) duwèké Radén Suryatmaja iya Adipati Karna nalika isih enom. Lan kaélokané, wrangka Senjata kuntha mau manjing ing puseré Gathotkaca, satemah muwuhi kasantosané Gathotkaca, Senadyan mengkono, bab iku uga dadi pengapesané Gathotkaca. Home/ Cerita Wayang Gugurnya Dursasana (Versi Jawa) Oleh Indoamaterasu Post a Comment Bima nampak gusar dan segera ingin mencari Adipati Karna yang menghilang, tapi ditahan oleh Kresna. Malam itu juga diadakan upacara penghormatan, semua Pandawa, tak ketinggalan Arimbi, ibu Gatotkaca dan Dewi Pergiwa, sang istri, ikut hadir. AkhireKarna milih ngaleh saka Kerajaan Pandhawa. Sak wise pirang-pirang tahun Karna kalungonan Karna saka kerajaan, ibune mesti nggoleki lan nangisi karna. Ing sawiding dina , pasa ibune mikirne Karna lan njaluk marang para dewa ngge nemokake dheweke karo Karna. Ora suwene wektu , kakrungu swara bocah enom suarane kaya Karna. Nalikashinta digowo mabur karo rahwana,teko manuk jatayu sing nolong shinta. Lan kadadean perang antaramanuk jatayu lan rahwana. Nganti akhire manuk jatayu kalah lan kelangan loro sayape lan rahwana lungo gowo shinta. Sakwijineng dina rama lan laksmana mentu lan ketemu karo manuk jatayu sing wis kejet kejet. Baktiku kanda Adipati", Arjuna duduk bersimpuh dihadapan Adipati Karna setelah menghaturkan sembahnya. "Arjuna, seumpama aku seorang anak kecil, pastilah aku sudah menagis meraung raung. Tetapi beginilah orang yang menjalani kewajiban. Aku bela bela diriku membutakan mata menutup rasa hati untuk mencapai kamukten. eWisq. Kakek yang kuhormati, aku tahu aku ini anak Dewi Kunti, bukan anak sais kereta. Tetapi, aku berhutang budi kepada Duryodana. Aku hidup dan makan dari hasil bumi tanah milik Kurawa. Aku harus jujur kepadanya dan menepati janjiku sebagai ksatria. Tidak mungkin bagiku menyeberang ke pihak Pandawa sekarang. Ijinkan aku membalas jasa Duryodana dengan jiwaku. Ijinkan aku membalas hutangku terhadap kepercayaan dan cintanya kepadaku. Engkau pasti memahami ini dan memaafkan aku. Aku mohon restumu. Itulah yang diucapkan oleh Karna kepada Bisma, sesaat sebelum dia maju ke medan Kurusetra untuk bertempur melawan Arjuna. Meski dia tahu Kurawa berada di pihak yang salah. Karna yang menjunjung tinggi nilai kesetiaan dan tahu membalas budi menyatakan memihak Kurawa yang telah mengangkatnya sebagai saudara dan membesarkan namanya. Karna, adalah salah satu tokoh dari Mahabharata yang sangat menarik. Ia sebenarnya masih saudara satu ibu dengan para Pandawa yaitu Yudistira, Bhima dan Arjuna. Sebab ibunya, yaitu Dewi Kunti pernah mencoba sebuah aji pada masa kecilnya untuk memanggil seorang Dewa. Yang dipanggilnya adalah Dewa Matahari Batara Surya dan beliau membuatnya hamil. Putranya akan keluar dari telinga untuk menjaga keperawanan Kunti, maka dinamakannya Karna. Nama-nama Karna lainnya berhubungan dengan statusnya sebagai putra Dewa Matahari antara lain adalah Arkasuta dan Suryatmaja. Oleh ibunya, Karna dihanyutkan di sungai sampai ia ditemukan oleh seorang Prabu Radeya dan diangkat anak, sayangnya kerajaan Prabu Radeya tunduk kepada Hastinapura dan ia dibesarkan oleh seorang sais prabu Drestarasta, yang bernama Nandana atau Adirata. Meskipun Karna masih saudara seibu dengan Yudistira, Werkodara, dan Arjuna, tetapi para Pandawa tidak mengetahuinya sampai ia gugur di perang Bharatayudha. Sehingga mereka suka menghinanya. Karna sangat mahir menggunakan senjata panah. Kesaktiannya setara dengan Arjuna. Mempunyai senjata andalan bernama Kunta. Suatu ketika, ketika terjadi uji tanding antara Kurawa dengan Pandawa sebagi murid-murid Dorna, Karna berhasil menandingi kesaktian Arjuna. Namun karena Karna bukan raja atau anak raja maka dia diusir dari arena. Karena mengetahui kesaktiannya, maka Duryodana, ketua para Kurawa mengangkatnya menjadi raja Awangga. Sejak itu Karna bersumpah setia kepada Duryodana. Karna dilahirkan memakai anting-anting dan baju kebal pemberian ayahnya Batara Surya. Kunti, ibunya, mengenal dirinya saat adu ketrampilan murid-murid Dorna karena melihat anting-anting tersebut. Selama memakai kedua benda ini Karna tidak akan mati oleh senjata apapun. Hal ini diketahui oleh Batara Indra yang sangat menyayangi Arjuna. Oleh karena itu beliau meminta benda tersebut dengan menyamar sebagai seorang pengemis. Batara Surya mendahuluinya dengan menemui Karna terlebih dulu dan memperingatkan Karna. Tapi Karna menganggap mati dalam perang tanding lebih terhormat daripada panjang umur. Batara Surya kemudian menyarankan Karna untuk meminta senjata ampuh sebagai kompensasi atas kedua benda tersebut. Hal ini disanggupi Karna. Ketika pengemis itu datang, Karna langsung mengenalinya dan memberi hormat dan pengemis itu berubah kembali menjadi Batara Indra. Sebagai kompensasi, Batara Indra memberi senjata Kunta kepada Karna. Kresna mengetahui bahwa Karna adalah pandawa sulung, namun lain ayah. Dan semua tahu bahwa Karna lah pemilik Kunta. Kresna sempat ingin membuat Karna memihak Pandawa pada Bharatayuda mendatang dan ia mengatur sebuah pertemuan rahasia antara Karna dan ibunya Kunti. Karna pun memelas setelah ia melihat ibunya menangis namun ia menganjurkan ibunya untuk tetap tegar karena ia melakukan kewajiban bela negara, ia juga memberi tahu ibunya bahwa selain dia berkorban demi negara ia juga akan menyelamatkan para Pandawa lima karena ia tidak akan menggunakan panah kunta untuk membunuh Arjuna dan saat ia berperang dengan Arjuna dia memastikan bahwa Arjuna tidak tahu bahwa Karna adalah kakaknya sendiri sehingga tidak segan membunuhnya. Pada perang Bharatayudha, ia membunuh Gatotkaca dan hampir membunuh Arjuna. Tetapi Arjuna menang bertanding dan Karnapun gugur. Baru setelah Karna gugur, para Pandawa mengetahui asal usulnya dan mereka sangat terpukul oleh hal ini. Hannyputrie

cerita adipati karna versi jawa